Mohon Tunggu
Kami sedang menyiapkan yang Anda perlukan
Kami sedang menyiapkan yang Anda perlukan
BeritaSeputar Dana
10 Mei 2025647Pembaca
Bagikan :
Memasuki tahun 2025, dunia investasi menghadirkan tantangan sekaligus peluang baru bagi para investor.
Dalam kondisi ekonomi yang dinamis dan tingkat ketidakpastian yang tinggi, pemilihan instrumen investasi menjadi semakin krusial.
Tiga instrumen populer yang kerap menjadi pertimbangan utama adalah obligasi, emas, dan deposito.
Melalui artikel ini, Anda akan mendapatkan gambaran yang komprehensif tentang perbandingan ketiganya berdasarkan data dan proyeksi terbaru tahun 2025.
Baca Juga: Cara Mengecek Kode Emas Asli: Panduan Lengkap untuk Investasi Aman
Ketiga pilihan ini menawarkan karakteristik yang berbeda, baik dari sisi potensi imbal hasil, profil risiko, likuiditas, maupun kemampuannya dalam menghadapi inflasi.
Berikut penjelasan lengkap dari perbandingan obligasi, emas, dan deposito:
Obligasi ritel atau SBN (Surat Berharga Negara) adalah surat utang yang diterbitkan oleh pemerintah.
Instrumen ini cocok bagi investor pemula yang ingin berinvestasi dengan risiko rendah, tetapi tetap mendapatkan keuntungan rutin setiap bulan.
Pada tahun 2025, imbal hasil (kupon) obligasi diperkirakan berada di angka 6–7% per tahun.
Karena dijamin oleh pemerintah, obligasi ritel termasuk investasi yang aman.
Anda pun tetap bisa menerima pembayaran kupon meskipun kondisi pasar sedang tidak stabil.
Meski dana investasi akan dikunci hingga jatuh tempo, beberapa jenis obligasi bisa dijual kembali sebelum waktunya melalui pasar sekunder.
Artinya, Anda tetap punya opsi mencairkan dana jika sewaktu-waktu dibutuhkan, walaupun tidak secepat emas.
Keuntungan lainnya, obligasi bisa menjaga nilai uang Anda dari penurunan daya beli akibat inflasi, meskipun perlindungannya tidak sekuat emas.
Sumber: CNBC Indonesia
Emas adalah salah satu instrumen investasi paling populer dan sudah digunakan sejak lama.
Banyak investor memilih emas karena nilainya cenderung naik saat kondisi ekonomi tidak menentu.
Pada April 2025, harga emas di Indonesia mampu menyentuh hinga Rp 2 juta per gram. Ini membuktikan emas sangat efektif sebagai pelindung nilai.
Selain itu, emas juga sangat likuid. Anda bisa menjualnya kapan saja, baik dalam bentuk fisik seperti logam mulia, maupun lewat aplikasi digital.
Kekurangannya, emas tidak menghasilkan pendapatan pasif seperti bunga atau kupon. Artinya, emas tidak cocok dijadikan satu-satunya sumber penghasilan dari investasi.
Namun, sebagai bagian dari diversifikasi portofolio, emas bisa menjadi pilihan yang sangat baik.
Deposito adalah produk perbankan di mana Anda menyimpan uang untuk jangka waktu tertentu dan mendapatkan bunga tetap.
Karena dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) hingga Rp2 miliar, deposito termasuk investasi dengan tingkat keamanan sangat tinggi.
Pada 2025, bunga deposito di bank konvensional diperkirakan berada di kisaran 2–3,5% per tahun.
Beberapa bank digital menawarkan bunga lebih tinggi, bahkan sampai 8%, meskipun seringkali disertai syarat tertentu.
Kelemahan utama dari deposito adalah likuiditasnya yang rendah. Jika Anda menarik dana sebelum jatuh tempo, biasanya akan dikenakan penalti.
Selain itu, jika inflasi lebih tinggi dari bunga deposito, nilai uang Anda bisa tergerus seiring waktu.
Agar investasi lebih tepat sasaran, sebaiknya Anda menyesuaikan pilihan instrumen dengan profil risiko masing-masing. Berikut gambaran singkat mengenai masing-masing profil resiko:
Investor konservatif biasanya memiliki toleransi risiko yang rendah.
Mereka lebih mengutamakan keamanan dana pokok dan stabilitas pendapatan dibandingkan mengejar keuntungan besar.
Instrumen yang cocok untuk profil ini adalah obligasi negara ritel dan deposito.
Investor moderat memiliki keseimbangan antara keinginan untuk meraih keuntungan dan kehati-hatian dalam mengelola risiko.
Mereka bersedia menerima sedikit fluktuasi nilai investasi asalkan ada potensi pertumbuhan yang baik.
Kombinasi antara obligasi dan emas sangat cocok untuk profil ini.
Sumber: Sulteng Raya
Investor agresif memiliki toleransi risiko tinggi dan biasanya mengejar imbal hasil besar dalam jangka panjang.
Profil ini umum ditemukan pada individu muda, berpenghasilan stabil, atau memiliki tujuan keuangan jangka panjang seperti membangun kekayaan.
Emas bisa menjadi bagian dari portofolio mereka, terutama karena proyeksi harga emas yang tinggi pada 2025.
Namun, tidak berhenti di situ, mereka dapat menambahkan aset berisiko lain seperti saham, reksa dana saham, kripto, atau properti sebagai pelengkap.
Baca Juga: Cara Investasi Emas Untuk Pemula, Panduan Lengkap Terbaru
Di antara ketiga instrumen investasi itu, emas menjadi yang paling cocok dimasukkan dalam portofolio investasi Anda bagaimana pun profil resiko Anda.
Bagi Anda yang tertarik untuk berinvestasi emas tanpa mengeluarkan modal besar di awal, Anda bisa memanfaatkan layanan Kemilau ACC.
Di sini Anda bisa mendapatkan emas berkualitas tinggi secara cepat, hanya dengan menjaminkan BPKB mobil Anda.
Emas dari Kemilau ACC memiliki kadar kemurnian 99,99%, yang juga dilengkapi oleh teknologi bullion protection yang dapat menjaga emas Anda dari risiko pemalsuan dan tindak kecurangan.
Anda pun bisa membawa pulang puluhan gram emas, maksimal hingga 85% dari harga mobil yang Anda jadikan jaminan!
Dengan Kemilau ACC, investasi emas pun dapat dilakukan secara aman, praktis, dan menguntungkan.
Tunggu apa lagi? Kunjungi Kemulau ACC di website ACC ONE sekarang juga!
"Astra Credit Companies (ACC) merupakan perusahaan pembiayaan yang memberikan solusi untuk kredit mobil baru, mobil bekas, truk, alat berat, dan fasilitas dana dengan syarat yang mudah, proses cepat dan aman. Gunakan simulasi kredit mobil untuk menghitung jumlah angsuran. Segera hubungi ACC di 1500599 dan #WujudkanImpian Anda sekarang juga!"
#investasi
#emas
#kredit
Berita Lainnya
Lihat semua