Mohon Tunggu
Kami sedang menyiapkan yang Anda perlukan
Kami sedang menyiapkan yang Anda perlukan
Tips and TrickMengelola Keuangan
29 September 202564Pembaca
Bagikan :
Setiap keputusan bisnis yang tepat selalu dimulai dari data yang jelas, salah satunya dengan laporan keuangan perusahaan. Tanpa laporan tersebut, sulit bagi kamu untuk menilai apakah bisnis sedang untung, rugi, atau butuh strategi baru.
Apalagi, laporan keuangan perusahaan tidak hanya mencatat pemasukan dan pengeluaran, tetapi juga menjadi dasar penting untuk menilai kesehatan bisnis, mengambil keputusan strategis, hingga menarik kepercayaan investor maupun pihak eksternal.
Untuk itu, artikel ini akan membahas 5 jenis laporan keuangan perusahaan beserta contohnya agar kamu bisa lebih mudah memahami peran masing-masing dalam mendukung pertumbuhan bisnis.
Laporan keuangan perusahaan adalah catatan yang berisi informasi keuangan dalam periode tertentu untuk menunjukkan kinerja bisnis. Sederhananya, laporan ini memuat seluruh transaksi dan arus kas yang terjadi di perusahaan.
Biasanya, laporan keuangan disusun di akhir periode akuntansi, bisa tahunan atau beberapa bulan sekali, tergantung kebijakan masing-masing perusahaan.
Hal terpenting adalah semua transaksi dicatat secara akurat, karena hasil laporan inilah yang menjadi dasar perhitungan laba, rugi, hingga kewajiban pajak perusahaan.
Setiap perusahaan memiliki beberapa jenis laporan keuangan, karena aktivitas bisnis mencakup banyak transaksi berbeda. Berikut adalah jenis laporan keuangan perusahaan yang paling umum:
Laporan laba rugi digunakan untuk mengetahui posisi laba dan rugi perusahaan dalam suatu periode. Dokumen ini menjadi acuan penting bagi manajemen untuk menilai kondisi bisnis sekaligus menentukan langkah strategis ke depan.
Penyusunannya bisa dilakukan dengan dua metode:
Single step: lebih sederhana, cukup menjumlahkan semua pendapatan lalu dikurangi total biaya.
Multiple step: lebih rinci, karena memisahkan pendapatan operasional dan non-operasional, begitu juga dengan beban dan biaya.
Komponen yang dicatat meliputi pendapatan, biaya operasional, beban pinjaman, beban pajak, hingga laba rugi periode berjalan.
Laporan arus kas (cash flow) mencatat aliran masuk dan keluar kas dalam periode tertentu. Fungsinya adalah sebagai indikator kondisi arus kas di masa depan sekaligus bentuk pertanggungjawaban transaksi keuangan.
Sumber arus kas masuk biasanya berasal dari aktivitas operasional, investasi, maupun pendanaan. Sementara arus kas keluar umumnya berasal dari biaya operasional dan investasi. Tiga komponen utama laporan ini adalah:
Arus kas dari kegiatan operasional.
Arus kas dari kegiatan investasi.
Arus kas dari kegiatan pendanaan.
Laporan ini berfungsi untuk mencatat perubahan modal perusahaan dalam satu periode. Isinya meliputi modal awal, laba atau rugi bersih, serta pengambilan dana pribadi pemilik (jika ada).
Laporan perubahan modal biasanya disusun setelah laporan laba rugi selesai, agar terlihat jelas perubahan posisi modal perusahaan dari periode sebelumnya.
Neraca atau balance sheet menunjukkan posisi keuangan perusahaan pada periode tertentu. Laporan ini memuat informasi aset, kewajiban, dan ekuitas.
Dengan neraca, perusahaan bisa menilai kesehatan finansial dan merencanakan strategi bisnis di masa depan.
Jenis laporan ini disusun untuk memberi penjelasan tambahan agar isi laporan keuangan lebih mudah dipahami. Laporan ini tidak hanya penting bagi manajemen internal, tetapi juga untuk investor yang ingin menilai kondisi keuangan perusahaan sebelum berinvestasi.
Berikut beberapa contoh laporan keuangan perusahaan dari beberapa jenis laporan yang ada:
Periode: Januari - Desember 2024
Keterangan | Jumlah (Rp) |
Pendapatan Usaha | 850.000.000 |
Harga Pokok Penjualan (HPP) | 500.000.000 |
Laba Kotor | 350.000.000 |
Biaya Operasional | 120.000.000 |
Beban Pinjaman | 25.000.000 |
Beban Pajak | 40.000.000 |
Laba Bersih | 165.000.000 |
Periode: Januari - Desember 2024
Aktivitas | Pemasukan (Rp) | Pengeluaran (Rp) |
Operasional | 820.000.000 | 600.000.000 |
Investasi | 0 | 50.000.000 |
Pendanaan (Pinjaman) | 150.000.000 | 30.000.000 |
Kas beraih |
| 290.000.000 |
Periode: Januari – Desember 2024
Keterangan | Jumlah (Rp) |
Modal Awal | 500.000.000 |
Laba Bersih Tahun Berjalan | 165.000.000 |
Pengambilan Pribadi | (50.000.000) |
Modal Akhir | 615.000.000 |
Per 31 Desember 2024
Aktiva (Aset) | Jumlah (Rp) |
Kas & Bank | 290.000.000 |
Piutang Usaha | 120.000.000 |
Persediaan Barang | 200.000.000 |
Aset Tetap (Peralatan, dll) | 305.000.000 |
Total Aset | 915.000.000 |
Kewajiban & Ekuitas | Jumlah (Rp) |
Utang Usaha | 150.000.000 |
Pinjaman Bank | 150.000.000 |
Modal Akhir | 615.000.000 |
Total Kewajiban + Ekuitas | 915.000.000 |
Perusahaan mencatat peningkatan penjualan sebesar 15% dibanding tahun sebelumnya.
Ada tambahan investasi peralatan baru senilai Rp50.000.000 untuk meningkatkan kapasitas produksi.
Pinjaman bank baru sebesar Rp150.000.000 digunakan untuk ekspansi gudang.
Demikian penjelasan mengenai jenis-jenis laporan keuangan perusahaan, lengkap dengan contohnya. Dari pembahasan di atas, terlihat jelas bahwa setiap jenis laporan keuangan perusahaan punya peran penting, mulai dari menilai keuntungan, memantau arus kas, hingga membantu perencanaan strategi bisnis.
Untuk itu, pastikan pencatatan dan penyusunan laporan keuangan dilakukan dengan cara yang lebih praktis dan efisien. Kamu bisa mulai beralih dari pembukuan manual ke sistem pencatatan digital agar semua transaksi tercatat otomatis, laporan lebih akurat, serta mudah dipantau kapan saja.
#laporan
#keuangan
Berita Lainnya
Lihat semua